ketika.id – Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal yang lumrah, tetapi sering kali orang tua tidak menyadari bahaya besar dari bertengkar di depan anak. Anak-anak, bahkan balita sekalipun, memiliki kemampuan untuk menyerap dan merasakan ketegangan emosional. Pertengkaran yang terjadi di hadapan mereka, sekecil apa pun, dapat meninggalkan luka psikologis yang mendalam dan memengaruhi perkembangan mereka hingga dewasa. Memahami dampak buruk pertengkaran orang tua sangat krusial demi menjaga kesehatan mental anak.
Memicu Gangguan Kecemasan dan Ketakutan
Salah satu dampak paling cepat terlihat dari orang tua yang sering bertengkar di depan anak adalah timbulnya gangguan kecemasan yang signifikan. Anak-anak merasa dunianya tidak aman dan tidak stabil. Mereka mulai merasa takut, bukan hanya terhadap suara keras atau kemarahan, tetapi juga terhadap kemungkinan ditinggalkan oleh salah satu atau kedua orang tua. Ketakutan ini bisa bermanifestasi menjadi gejala fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau bahkan kesulitan tidur (insomnia). Stres yang kronis ini dapat membuat anak selalu berada dalam kondisi “siaga” dan sulit untuk rileks.
Menurunkan Kepercayaan Diri dan Harga Diri
Ketika anak menyaksikan orang tua mereka saling menyalahkan dan merendahkan, mereka cenderung mencari siapa yang harus disalahkan, dan sering kali, mereka menyalahkan diri sendiri. Anak bisa berpikir bahwa pertengkaran itu terjadi karena mereka nakal, mendapat nilai jelek, atau melakukan kesalahan. Perasaan ini secara drastis menurunkan kepercayaan diri dan harga diri mereka. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang peragu, takut membuat keputusan, dan selalu mencari validasi dari orang lain karena merasa tidak cukup baik.
















